Bek Juventus, Patrice Evra, akan kembali bertemu dengan seterunya,
Luis Suarez, pada final Liga Champions, Sabtu 6 Juni 2015 atau Minggu dini hari
WIB, di Olympiastadion, Berlin. Yang pastinya ditunggu-tunggu publik adalah
bagaimana reaksi Evra saat bertemu dengan Suarez yang pernah melakukan
pelecehan rasial kepadanya?
Dalam wawancara dengan ITV, Evra memastikan tak akan bersikap berlebihan kepada Suarez. Bek asal Prancis tersebut mengaku ingin bersikap normal saat bertemu dengan El Pistolero.
Bahkan, Evra akan menjabat tangan Suarez saat keduanya bertemu sebelum laga dimulai. "Saat laga belum dimulai, saya bakal menjabat tangannya," tegas Evra.
Suarez melecehkan Evra secara rasial ketika masih berseragam Liverpool, 2011 silam. Saat Liverpool ditahan imbang Manchester United, 1-1, 15 Oktober 2011, striker asal Uruguay tersebut dituding melontarkan kata-kata rasis kepada Evra.
FA pun mengambil tindakan tegas. Mereka menghukum Suarez di delapan pertandingan.
Meski sudah dilecehkan, pria 34 tahun tersebut tak menaruh dendam kepada Suarez. Baginya, pelecehan rasial yang dilakukan Suarez sudah menjadi masa lalu.
"Saya tak mau permintaan maaf darinya. Tak peduli, karena bukan masalah bagi saya. Suarez memang tak pernah menjadi teman terbaik saya, tapi itu bukan menjadi masalah," ucap Evra.
"Masa lalu biarkan menjadi masa lalu. Saya sangat bangga dengan warna kulit ini dan akan menjabat tangannya seperti yang pernah saya lakukan saat MU bertemu Liverpool. Saya bertanding bukan melawan Suarez, tapi Barca. Hanya saja, Suarez akan merasakan (ketangguhan) saya di lapangan," sambungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar